Para PSK Lari Tunggang-langgang Saat Dirazia Polisi Di Bekas Kawasan Koplak Dokar

Razia PSK (Photo: grobogannews.com)
Kabar Klambu - Sebanyak 8 orang pekerja seks komersial di wilayah bekas Koplak Dokar diciduk dalam operasi Pekat yang digelar oleh aparat kepolisian dari satuan Sabhara Polres Grobogan, Kamis (12/07). Selain para PSK, Polisi juga mengamankan sang pemilik rumah bordir yang mempekerjakan para PSK tersebut.

Kedelapan PSK sempat lari tunggang-langgang saat mengetahui adanya razia. Namun berkat kesigapan para anggota satuan Sabhara Polres Grobogan, semuanya berhasil diamankan dan diangkut menggunakan truk Dalmas untuk dimintai keterangan di Mapolres Grobogan.

Dari identitas yang telah diperiksa, kesemua PSK rata-rata berumur dewasa atau paruh baya. Mereka mengaku terpaksa kembali menjalani profesi haram tersebut lantaran kesulitan mencari pekerjaan lain yang lebih layak untuk membiayai kehidupan sehari-hari.

’’Sebagian merupakan wajah lama yang dulu ada pernah mangkal di kawasan Koplak Dokar ini. Mereka ini bukan warga sini tetapi pendatang dari luar daerah,’’ kata Kasat Sabhara AKP Lamsir.

Para PSK dan pemilik rumah bordir yang terjaring razia tersebut sementara hanya didata dan diberi pembinaan di Polres Grobogan. Mereka juga diminta untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.

’’Kali ini mereka hanya kami beri pembinaan. Kalau di kemudian hari kedapatan mengulangi perbuatannya maka akan kami ambil tindakan lebih tegas. Tindakan tegas tersebut yakni dengan mengirimkan mereka ke panti sosial,’’ jelas AKP Lamsir.

Selain merazia PSK, petugas juga melakukan razia terhadap warung-warung yang kedapatan menjual minuman keras disekitar lokasi bekas Koplak Dokar tersebut. Razia digelar karena masyarakat mengeluhkan bahwa masih terdapat aktifitas prostitusi di wilayah yang rencana akan dijadikan kawasan pasar tradisional tersebut.

"Kami mendapat informasi bahwa masih ada aktifitas prostitusi disini, kemudian kami membentuk tim dan segera menggelar razia" tambah AKP Lamsir.

Lebih lanjut Lamsir menambahkan, agar para pemilik warung agar tidak menyediakan berbagai macam minuman keras.

"Kami berharap, di kawasan bekas stasiun kereta api ini tidak ada lagi praktik prostitusi. Para pedagang juga kami peringatkan sekalian agar tidak menyediakan miras,’’ tambahnya.