Gubernur Ganjar saat memarahi 3 Kepsek via telepon |
Ganjar menelepon tiga kepala sekolah ketika sidak ke Dinas Pendidikan Jateng, Selas (10/7) pagi. Tiga sekolah ditelepon karena sesuai data masuk terlihat ada jumlah SKTM yang tidak wajar atau melebihi daya tampung sekolah.
Pertama yang ditelepon adalah kepala SMA Negeri Mojogedang Karanganyar, Purwadi. Semula Ganjar mempertanyakan Purwadi melakukan proses verifikasi SKTM atau tidak. Sebab jumlah pendaftar SKTM di sekolah tersebut melebihi daya tampung.
"Pak, jenengan berarti tidak melakukan perintah kepala dinas ya untuk verifikasi faktual? hari ini verifikasi, saya minta semua guru diturunkan. Laporkan pada siang hari ini juga. " kata Ganjar pada Purwadi lewat telepon.
Rupanya Purwadi beralasan belum melakukan verifikasi karena tidak mendapat surat dari Disdik. Ganjar semakin meradang karena hal itu membuktikam sensitivitas kepala sekolah rendah.
"Eh pak, gak pakai surat-suratan (verifikasi). Kalau sudah seperti itu masak kepala sekolah gak curiga? Ini sistemnya kacau lho pak," tukas Ganjar.
Setelah Purwadi, giliran kepala SMKN 1 Blora, Mariya. Kasusnya pula serupa. Jumlah pendaftar SKTM melebihi daya tampung. Ganjar memperingatkan Mariya agar mengerahkan semua guru untuk verifikasi. Batas waktu laporan hasil verifikasi maksimal pukul 15.00 WIB.
Orang terakhir yang kena marah adalah kepala SMKN 1 Purwokerto, Asep Saeful Anwar. Ganjar pun tak segan-segan memerintahkan Asep untuk membubarkan acara workshop, demi penyelesaian verifikasi SKTM.
"Ini darurat pak. Ini darurat. Nanti saya minta laporan langsung," kata Ganjar.
Pada pantauan itu, ditemukan data adanya sejumlah sekolah yang menerima siswa dengan menggunakan SKTM dengan jumlah yang janggal, seperti halnya penggunaan SKTM mencapai di atas 60 persen bahkan ada yang sampai 90 persen.
Ganjar kemudian menelepon langsung sejumlah kepala sekolah yang belum melakukan vefifikasi. Yakni SMA Mojogedang Karanganyar, SMK Negeri 2 Blora dan SMK 1 Purwokterto.
“Saya tegas pada kepala sekolah yang tidak mau melakukan verifikasi, kalau tidak mau jadi kepala sekolah ya berhenti, saya tegas saja,” tandasnya