Jembatan Penghubung Cita-cita Para Alumni SMPN 1 Klambu.

Jembatan menuju SMPN 1 Klambu
Kabar Klambu - Banyak orang tak menyadari sesuatu yang sebenarnya penting dalam hidup mereka, entah itu benda hidup maupun benda mati. Seperti "WC" misalnya, benda mati yang kamu injak sehari-sehari ketika buang hajat. Mungkin bentuknya memang nggak nyeni dan cenderung nggilani, tapi kalau dipikir-pikir dia berjasa besar membuatmu nyaman sampai-sampai bisa sambil main HP ketika kamu sedang "ngising".

Sama halnya dengan sebuah benda mati berupa jembatan di atas sungai irigasi Desa Klambu yang menjadi penghubung jalan menuju Desa Terkesi. Bagi kamu alumni SMPN 1 Klambu, kamu pasti pernah melewati jembatan itu ketika berangkat atau pulang sekolah. Saya yakin pasti saya benar soal itu, karena nggak mungkin kamu berenang, melompat atau terbang untuk menyebrangi sungainya, lhaopo kowe ki Son Goku?

Diakui atau tidak, kamu yang alumni SMPN 1 Klambu dan sekarang sudah berhasil meraih cita-citamu entah jadi Polisi, Tentara, Guru atau yang belum jadi apa-apa (Gak opo sing penting isih urip) sekalipun kamu harusnya berterimakasih kepada jembatan itu.

Bayangkan kalau gak ada jembatan itu, tiap berangkat sekolah sragammu basah kuyup karena berenang, kalau buat cowok mungkin sih masih masa bodoh jika memang terpaksanya begitu, Nah kalo buat cewek? Udah capek-capek dandan, pakai bedak sama pelembab bibir biar kelihatan klimis seperti abis makan bakwan, ditambah lagi sudah pakai parfum made in Paris KW super pula yang radiusnya hingga jarak 100 meter masih bisa kecium aromanya, masa iya harus renang juga nyabrang kali? Kalau sampai basah terus ngeplat nanti sragamnya, kan jadi nampak samar-samar terlihat itu tali sakral sang penyangga buah syurga. Hasssh...

Sudah mulai merasakan dan menyadari kan begitu berjasanya si jembatan itu?. Oh iya, saya sendiri adalah alumni tahun 2004, dan kenangan tentang jembatan itu masih jelas teringat. Ketika pulang sekolah dulu sering terjadi jotos-jotosan antar siswa di jembatan itu. Jaman-jamannya senggol tabok, disenggol dikantine Bu Panjang ditaboke dijembatan. Sungguh kenangan yang ra nggadhek blabar blas.

Memang bukan perkara penting yang wajib diingat, seperti misal nama Guru yang pernah mengajar kita di waktu SMP dulu, atau mungkin nama teman sebangku yang selalu setia ngasih contekan ke kita. Akan tapi jembatan itu faktanya juga tak kalah berjasa besar dalam membantu para siswa dalam perjalanan mengejar cita-citanya. Sebuah jembatan yang penuh kenangan dan sebuah jembatan yang hingga kini masih melakukan tugasnya dengan sangat baik yaitu sebagai penghubung cita-cita generasi penerus bangsa.

Oleh: Sigit Putranto